Sabtu, 27 Oktober 2012

Rasulullah Menyempurnakan Akhlak

Rasulullah Menyempurnakan Akhlak
Nabi Musa a.s. amat sabar dan lembut hati kepada Bani Israil dibanding nabi-nabi mereka lainnya. Tidak juga Isa a.s. atau nabi lain bangsa Israil yang bisa mencapai kedudukan tinggi dari nabi Musa a.s. Kitab Taurat mengungkapkan bahwa nabi Musa a.s. lebih baik dan lebih agung dari semua nabi bangsa Israil dalam hal kebaikan hati, kelembutan dan nilai-nilai akhlak yang tinggi. 
Sebagai contoh, Taurat menyatakan: “Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia di atas muka bumi”. (Bilangan 12:3).

Allah s.w.t. dalam Taurat memuji kelembutan hati nabi Musa a.s. dengan kata-kata yang tidak pernah digunakan-Nya terhadap nabi-nabi Israil lainnya. Namun harus diakui bahwa nilai-nilai akhlak yang agung dari Nabi Suci s.a.w. sebagaimana dikemukakan dalam Al-Qur’an adalah seribu kali lebih tinggi dari nabi Musa a.s. Allah s.w.t. mengenai diri Nabi Suci s.a.w. menyatakan bahwa dalam diri beliau terkumpul semua akhlak mulia yang tersebar di antara para nabi dan menyatakan mengenai beliau:

“Sesungguhnya engkau benar-benar memiliki akhlak luhur”. (QS.Al-Qalam:5).

Kata “azhiim”. yang digunakan dalam ayat ini menggambarkan istilah bahasa Arab yang mengandung arti kesempurnaan tertinggi dari suatu spesi makhluk. Sebagai contoh, kalau dikatakan sebuah pohon itu “azhiim”. maka yang dimaksud adalah pohon itu memiliki panjang dan lebar terbaik yang bisa dimiliki sebuah pohon. Berarti semua akhlak mulia dan fitrat baik yang mungkin dimiliki seorang manusia, semuanya ada pada wujud Hadzrat Rasulullah s.a.w. Dengan demikian hal ini merupakan pujian yang tertinggi. Hal ini juga diindikasikan dalam ayat lain:

“Karunia Allah atas engkau sangat besar”. (QS.An-Nisa:114)
yang berarti bahwa Tuhan telah menganugerahkan rahmat-Nya atas diri beliau dalam takaran yang tertinggi dan tidak ada Nabi lain yang bisa sepadan derajatnya dengan beliau. Pujian ini juga dikemukakan dalam Mazmur dalam Kitab Perjanjian Lama yang merupakan nubuatan berkaitan dengan kedatangan Hadzrat Rasulullah s.a.w. yang berbunyi: “Sebab itu Allah, Allahmu telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu”. (Mazmur 45:7). (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 605-606, London, 1984).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar