RABTAH KE OMK
Kuningan: Jemaat
Ahmadiyah sedang gencarnya mengadakan Rabtah
ke segala lapisan masyarakat. Begitu juga dengan komunitas pemuda manislor yang
berkumpul dalam Ikatan Generasi Muda Ahmadi (IGMA) yang dinaungi oleh
Sekretaris Ta’lim Jemaat Manislor.
Orang
Muda Katolik (OMK) yang bersekretariat di Cigugur menjadi sasaran Rabtah
(lintas agama) perdana IGMA. Minggu pagi (14/10), IGMA langsung menyambangi sekre OMK yang
berhadapan dengan Gereja Katolik dan Rumah Sakit Sekar Mulyan.
Sambutan
ramah dari pihak OMK. Meski awalnya dari IGMA maupun OMK kaku. Suasana awal
yang sempat kaku, mampu dicairkan oleh 2 orang Muballigh Manislor (Mln.
Khaeruddin Atmaja dan Mln. Aang Khunaefi).
Kunjungan
ke Sekre OMK yang dihadiri oleh 20 orang (8 Khuddam, 9 LI, 2 Muballigh, dan 1
sekr.Ta’lim) berlangsung selama 2 jam. Ketua OMK (yang sering disapa Kang Dadi
atau Tamil) sempat mengeluhkan keadaan para pemuda Katolik yang susah diajak
untuk kegiatan agama.
“Mereka susah
banget diajak untuk kegiatan agama. Kalau diajak untuk seminar, sepi. Alasannya
bete dan sibuk. Tapi kalau di SMS ada acara makan-makan, banyak yang datang.” Ujar
Kang Dadi sambil tertawa miris.
Tukasnya
lagi, “sekarang sih tergantung kita.
Gimana caranya menciptakan kegiatan yang tidak membosankan (agar para pemudanya
tidak hilang ditelan arus jaman).”
Setelah
berbincang-bincang di pendopo yang sekitarnya di kelilingi pepohanan rindang,
Kang Dadi yang ditemani oleh Kang Budi, menemani kami masuk ke dalam Gereja.
Ternyata
ada salah satu anggota jamaah dari gereja tersebut yang bekerja di kantor
Kementrian Agama. Ia mengatakan bahwa sebagai kaum minoritas, harus lebih
banyak menjalin ikatan yang kuat ke luar dan ke dalam.
Setelah
itu, kami berkunjung ke target selanjutnya. Balai seni Sunda Wiwitan yang
berada di sebelah Timur gereja. Pak Gumirat (ketua Sunda Wiwitan) mengajak kami
ke sebuah saung yang berhadapan dengan kolam ikan. Di sini suasana jauh lebih
cair. Sambil menghisap sebatang rokok, Pak gumirat bercerita banyak hal, dari
masalah politik hingga ubi.
“Sebentar lagi
masuk musim pemilihan bupati. Ahmadiyah yang selama ini jadi sasaran empuk
bola-bola politik (untuk menciptakan opini publik), harus siaga. Ciptakan hubungan yang baik
dan kuat dengan komunitas yang lain.” Tukas Pak Gumirat yang masih asik dengan
rokoknya.
Rabtah
perdana IGMA berakhir dengan foto bersama muballigh. Sebelum pulang ke rumah
masing-masing, singgah ke warung yang direkomendasikan oleh ketua IGMA. Cilok
Cigintung rasanya nikmat seperti kebersamaan yang semakin akrab. Berharap kenikmatan
ini bisa dirasakan oleh para pemuda Ahmadi yang lain. Kuliner dapat menyatukan karakter dan hati. Sekian. LV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar