Selasa, 16 Oktober 2012

Kunjungan ke gereja katolik



RABTAH KE OMK



Kuningan: Jemaat Ahmadiyah sedang gencarnya mengadakan Rabtah ke segala lapisan masyarakat. Begitu juga dengan komunitas pemuda manislor yang berkumpul dalam Ikatan Generasi Muda Ahmadi (IGMA) yang dinaungi oleh Sekretaris Ta’lim Jemaat Manislor.
Orang Muda Katolik (OMK) yang bersekretariat di Cigugur menjadi sasaran Rabtah (lintas agama) perdana IGMA. Minggu pagi (14/10),  IGMA langsung menyambangi sekre OMK yang berhadapan dengan Gereja Katolik dan Rumah Sakit Sekar Mulyan.
Sambutan ramah dari pihak OMK. Meski awalnya dari IGMA maupun OMK kaku. Suasana awal yang sempat kaku, mampu dicairkan oleh 2 orang Muballigh Manislor (Mln. Khaeruddin Atmaja dan Mln. Aang Khunaefi).
Kunjungan ke Sekre OMK yang dihadiri oleh 20 orang (8 Khuddam, 9 LI, 2 Muballigh, dan 1 sekr.Ta’lim) berlangsung selama 2 jam. Ketua OMK (yang sering disapa Kang Dadi atau Tamil) sempat mengeluhkan keadaan para pemuda Katolik yang susah diajak untuk kegiatan agama.
“Mereka susah banget diajak untuk kegiatan agama. Kalau diajak untuk seminar, sepi. Alasannya bete dan sibuk. Tapi kalau di SMS ada acara makan-makan, banyak yang datang.” Ujar Kang Dadi sambil tertawa miris.
Tukasnya lagi, “sekarang sih tergantung kita. Gimana caranya menciptakan kegiatan yang tidak membosankan (agar para pemudanya tidak hilang ditelan arus jaman).
Setelah berbincang-bincang di pendopo yang sekitarnya di kelilingi pepohanan rindang, Kang Dadi yang ditemani oleh Kang Budi, menemani kami masuk ke dalam Gereja.
Ternyata ada salah satu anggota jamaah dari gereja tersebut yang bekerja di kantor Kementrian Agama. Ia mengatakan bahwa sebagai kaum minoritas, harus lebih banyak menjalin ikatan yang kuat ke luar dan ke dalam.
Setelah itu, kami berkunjung ke target selanjutnya. Balai seni Sunda Wiwitan yang berada di sebelah Timur gereja. Pak Gumirat (ketua Sunda Wiwitan) mengajak kami ke sebuah saung yang berhadapan dengan kolam ikan. Di sini suasana jauh lebih cair. Sambil menghisap sebatang rokok, Pak gumirat bercerita banyak hal, dari masalah politik hingga ubi.
“Sebentar lagi masuk musim pemilihan bupati. Ahmadiyah yang selama ini jadi sasaran empuk bola-bola politik (untuk menciptakan opini publik), harus siaga. Ciptakan hubungan yang baik dan kuat dengan komunitas yang lain.” Tukas Pak Gumirat yang masih asik dengan rokoknya.
Rabtah perdana IGMA berakhir dengan foto bersama muballigh. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, singgah ke warung yang direkomendasikan oleh ketua IGMA. Cilok Cigintung rasanya nikmat seperti kebersamaan yang semakin akrab. Berharap kenikmatan ini bisa dirasakan oleh para pemuda Ahmadi yang lain. Kuliner dapat menyatukan karakter dan hati. Sekian. LV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar