KEBERATAN: HAZRA MIRZA GHULAM AHMAD MENDAKWAKAN DIRI SECARA BERTAHAP, KENAPA TIDAK SEKALIGUS?*
> Dalam acara soal jawab bersama Hazrat Khalifatul Masih Ar Rabi ra, sorang
> ghair ahmadi bertanya kepada Huzur. Lengkapnya sbb:****
> ** **
> *Penanya*
> Hazrat Mirza Ghulam Ahmad mendakwakan diri secara bertahap, saya tidak
> mengetahui secara mendalam berkenaan dengan hal ini, tapi seperti yang saya
> dengar *dari orang-orang*, pertama-tama beliau (Hz Mirza Ghulam Ahmad)
> mendakwakan sebagai khalifah…****
> *Huzur*
> (Dipotong oleh Huzur) Bukan, sebagai Imam Mahdi****
> *Penanya*
> Ya, Imam Mahdi****
> *Huzur*
> Lalu sebagai Isa****
> *Penanya*
> Ya****
> *Huzur*
> Iya kan?****
> *Penanya*
> Saya tidak mengetahui banyak tentang hal ini****
> *Huzur*
> Ya, saya akan jelaskan, karena saya tahu. Huzur bersabda:” Para Maulwi
> mengatakan bahwa beliau (Hz Mirza Ghulam Ahmad) mendakwakan diri secara
> bertahap, menurut mereka Hz Mirza Ghulam Ahmad membuat-buat pendakwaan
> semaunya. Pertama-tama, mendakwakan dari level yang rendah, kemudian
> melanjutkan pendakwaannya ke level yang lebih tinggi dari sebelumnya dan
> selanjutnya lebih tinggi lagi, sampai-sampai menyebut dirinya sendiri
> sebagai Nabiyullah. *Para Maulwi mengatakan:* meskipun Mirza Ghulam Ahmad
> mendakwakan diri sebagai nabi ummati, tapi tetap saja nabi kan? Lalu Mirza
> Ghulam Ahmad juga mendakwakan kenabian. Dan tidak hanya cukup sampai
> disana, beliau juga mendakwakan diri sebagai Krishna,“ Akulah Krishna yang
> sedang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu”, setelah itu mendakwakan diri
> sebagai Budha, lalu sebagai Zarathustra. lalu mengatakan:” Sekian banyak
> wujud yang *ditunggu-tunggu kedatangannya* di akhir zaman ini, akulah
> orangnya. ****
> *Intinya,* para maulwi begitu menikmati cemoohan ini. Katanya, lihatlah
> Mirza Ghulam Ahmad! Dia telah memborong semuanya. *Para Maulwi mengatakan*bahwa dari
> *macam-macam pendakwaan* ini terbukti bahwa dia (Hz Mirza ghulam Ahmad)
> mendakwakan sesuai dengan hawa nafsunya, tidak puas dengan satu pendakwaan
> saja, lalu tambah lagi dan tambah lagi. *Huzur bertanya:*” Ya kan, ini
> yang dimaksud oleh tuan?****
> *Penanya*
> Ya, seperti itu.****
> *Huzur*
> Sekarang coba anda perhatikan keberatan yang dilontarkan oleh
> orang-orang Kristen terhadap Rasulullah SAW! Mereka mengatakan,
> pertama-tama Muhammad menjadi Rasul untuk *keluarganya (di Mekah)*:” *
> difirmankan*:” Berilah peringatan kepada keluargamu”! Selanjutnya dia
> menjadi rasul untuk kawasan *Mekah dan sekitarnya, menyeru orang-orang
> musyrik* lalu setelah bertambah lagi semangatnya, dia menjadi Rasul bagi *para
> ahli kitab*, selanjutnya mendakwakan yang lebih tinggi lagi yakni menjadi
> *Rasul untuk seluruh dunia*. Keberatan mereka adalah dengan adanya
> pendakwaan yang bertahap seperti ini membuktikan bahwa Muhammad adalah
> seorang pendusta, nauzubillah.****
> ****
> Kedua keberatan ini memiliki corak yang benar-benar sama dan keduanya
> sama-sama tidak masuk akal yakni alih-alih memberikan manfaat kepada
> mereka, justru malah memberikan bukti yang bertolak belakang. Saya akan
> jelaskan kepada tuan.****
> *Penanya*
> Baik.****
> *Huzur*
> Jika ada orang yang mendakwakan bahwa dia telah melakukan suatu
> pekerjaan, lantas orang itu beranggapan bahwa *dengan perbuatannya itu*orang-orang akan mengalungkan bunga dan menyampaikan selamat kepadanya,
> *tapi* *ternyata* yang terjadi malah sebaliknya, justru orang-orang malah
> melemparinya dengan batu. Sekarang, jika si pendakwa tadi adalah seorang
> pendusta, *bagaimana sikapnya selanjutnya?* apakah dia akan menarik lagi
> pendakwaannya tadi atau malah mendakwakan yang lebih tinggi dari pendakwaan
> yang sebelumnya?****
> *Penanya*
> Dia akan mendakwakan yang lebih tinggi lagi dari sebelumnya****
> *Huzur*
> Jika dia pembohong?****
> *Penanya*
> Oh, jika dia pembohong, dia akan menarik lagi pendakwaannya itu.****
> *Huzur*
> Tuan faham kan? (sambil sedikit tertawa)****
> *Penanya*
> Ya****
> *Huzur*
> Silahkan perhatikan para politikus!****
> *Penanya*
> Ya****
> *Huzur*
> mereka mendakwakan (menyatakan-Pent) *sesuatu*, mengumumkan dan
> menjelaskan pendakwaannya itu melalui surat kabar, tapi jika *efek dari
> pernyataannya itu justru malah *menimbulkan reaksi penentangan *dari
> orang-orang*, maka selanjutnya dia akan *mengingkari pernyataannya tadi* *dengan
> mengatakan* “Saya tidak mengatakan seperti itu ko’, merekalah yang telah
> salah faham”. *Seorang pendusta tidak akan bisa mendakwakan sesuatu yang
> akan membuatnya ditentang dan dilempari batu. Dan jika dia telah membuat
> satu kekeliruan, maka dia akan kapok dan tidak akan berani melangkah
> untuk mendakwakan yang lebih tinggi lagi.* ****
> ** **
> Begitu jugalah perlakuan yang ditimpakan kepada seluruh nabi Allah Ta’ala.
> * Adanya penentangan merupakan tanda kebenaran mereka.* *Dalam hal ini*bukanlah karena Allah Ta’ala gemar menimbulkan penentangan
> *kepada mereka* atau bukanlah maksud Allah Ta’ala ingin menimpakan
> musibah pada mereka (Nabi), melainkan ini semua adalah suatu keterpaksaan.
> *Sebelum mendapatkan tempaan itu, kebenaran mereka belum bisa terbukti.* *
> ***
> ** **
> Walhasil, ketika Rasulullah mendakwakan diri untuk pertama kalinya, maka
> timbullah penentangan yang luar biasa *dari orang-orang*. *Jika memang
> beliau mendakwakan diri dengan mengikuti hawa nafsu, maka beliau tidak akan
> berani mendakwakan yang lebih tinggi lagi dari pendakwaan sebelumnya*.
> Beliau hanya akan menjadikan orang-orang Mekah saja sebagai musuh, *tapi
> yang terjadi* justru beliau menjadikan seluruh arab memusuhi beliau.
> Setelah itu beliau mendakwakan yang lebih tinggi lagi sehingga membuat
> orang-orang yahudi memusuhi beliau, selanjutnya menjadikan orang-orang
> Kristen sebagai musuhnya, lalu *akhirnya* mendakwakan sebagai Rasul bagi
> seluruh bangsa-bangsa, sehingga semua orang memusuhi beliau. Ini bukanlah
> pertanda bahwa beliau bukan *nabi* yang benar melainkan sebaliknya *ini
> adalah tanda bahwa justru beliau adalah seorang nabi yang benar.*****
> ****
> *Begitu pula*, Ketika Hazrat Mirza Ghulam Ahmad mendakwakan bahwa “Aku
> adalah Imam Mahdi”, lantas bagaimana reaksi umat muslim pada saat itu? Anda
> tahu?****
> *Penanya*
> Ya****
> *Huzur*
> mereka memfatwakan bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad wajib dibunuh.
> Setelah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad mendakwakan bahwa Isa as sudah wafat,
> maka api penentangan berkobar di Hindustan, mereka yang sebelumnya
> mendukung, berubah menjadi penentang beliau. Dan tidak hanya sampai disana,
> mayoritas penduduk di Punjab adalah kaum Sikh dan yang menduduki Qadian
> saat itu adalah grup orang-orang Sikh yang sangat keras, tapi meskipun
> demikian Hz Mirza Ghulam Ahmad justru mendakwakan bahwa akulah wali yang
> telah dinubuatkan oleh Guru Baba Nanak, lalu menegaskan bahwa Guru Baba
> Nanak adalah seorang Muslim, beliau tidak membuat agama baru, sehingga
> efeknya merekapun (kaum Sikh) ikut menentang beliau. Selanjutnya Hz Mirza
> Ghulam Ahmad mengatakan kepada umat Hindu bahwa Hazrat Krishna adalah
> penganut tauhid dan janji yang beliau sampaikan perihal kedatangannya telah
> tergenapi dengan wujudku, aku datang *sebagai Krishna* yang diutus kepada
> kalian. Efeknya seluruh umat hindu dan Arya bersatu menentang beliau dan
> tidak cukup sampai disana, selanjutnya beliau juga menjadikan *penganut*agama-agama yang lain menentang beliau.
> ****
> ** **
> Cara cara seperti ini tidak mungkin dimiliki oleh seseorang, kecuali dia
> memang orang yang *benar atau gila*. Tidak mungkin ada alasan yang
> ketiga. Jika orang itu gila, maka ketika dia mendakwakan sesuatu,
> orang-orang tidak akan memperdulikannya dan dengan sendirinya maut akan
> datang kepadanya. Coba perhatikan, ketika orang gila mendakwakan sesuatu
> yang tinggi di jalan-jalan, maka orang-orang tidak akan ambil pusing
> terhadapnya. ****
> *Penanya*
> Tuan tadi memberikan permisalan para politikus dalam hal ini, menurut
> saya mereka berada dalam kehidupan dunia yang umum, atau permisalan orang
> gila yang tuan berikan tadi, menurut saya itupun tidak sesuai. Sekian nabi
> yang datang di dunia ini, mereka mendakwakan diri sekali saja dan satu
> tahapan saja (tidak bertahap).****
> *Huzur*
> Pendapat tuan keliru, tadi saya sudah buktikan, rupanya tuan tidak
> pernah membaca berkenaan dengan tuduhan yang dilemparkan orang-orang
> Kristen (atas Rasulullah-Pent), tuan tidak pernah membaca sejarah, saya
> memulai penjelasan saya tadi dengan mengutip *riwayat* Rasulullah. Saya
> tidak mengatakan bahwa permisalan ini cocok dengan mereka, tapi permisalan
> mereka adalah lain dan para nabi juga lain, tidak juga permisalan
> orang-orang gila atau orang-orang duniawi. ****
> ** **
> Karena *pendakwaan* nabi adalah benar, sehingga selanjutnya mereka
> mendakwakan diri dengan pendakwaan yang lebih tinggi dari pendakwaan
> sebelumnya dan permisalan yang terbesar dalam hal ini adalah *pribadi*Rasulullah saw
> *sendiri*.****
> ****
> *Pendakwaan beliau SAW yang pertama kali bukanlah sebagai Rasul untuk
> seluruh alam, bukan juga ditujukan kepada orang-orang kristen, melainkan
> berawal dari orang-orang Musyrik Mekkah. Allah Ta’ala Berfirman:” andzir
> asyiiratakaal aqrabiin” Berilah peringatan kepada keluarga dan kerabatmu!
> Untuk itu beliau naik ke bukit dan mengumpulkan kerabat beliau lalu
> memperingatkan mereka dan seiring dengan waktu, beliau mendakwakan lagi dan
> lagi dengan pendakwaan yang lebih tinggi. *Inilah keberatan yang
> dilontarkan oleh para orientalis Kristen setelah memperoleh pengetahuan
> tentang Islam. mereka masukkan pemikiran-pemikiran tadi kedalam buku-buku
> mereka untuk selanjutnya menyerang *pribadi* Rasulullah SAW dengan
> bertubi tubi. Katanya:” Lihatlah! Dia (Rasulullah) adalah pembohong, karena
> telah menyampaikan pendakwaannya secara bertahap, sedikit-sedikit dan tidak
> sekaligus. Jika memang dia (Rasulullah) benar dari Allah Ta’ala, maka dia
> akan mendakwakan diri sekaligus. Sekarang, *coba perhatikan,* apakah
> keberatan yang dilontarkan kepada Hz Rasulullah saw ini benar atau bohong
> belaka? Renungkanlah! benarkah pendakwaan diri sebagai Rasul bagi seluruh
> alam disampaikan terakhir? Pendakwaan itu (Rasul bagi seluruh alam) beliau
> sampaikan setelah hijrah dari Mekah. sedangkan pendakwaan yang pertama kali
> ditujukan kepada Musyrikin Mekah lalu sedikit demi sedikit masuk ditengah
> tengahnya *pendakwaan* *yang ditujukan* kepada golongan ahli kitab, lalu
> kepada umat Kristen dan pendakwaan yang terakhir adalah “*qul yaa
> ayyuhannaasu innii rasulullaahi ilaikum jamiian*” Umumkanlah, wahai umat
> manusia! aku diutus sebagai rasul untuk kalian semua. Pendakwaan tersebut
> disampaikan secara bertahap. ****
> ** **
> Saya beritahukan kepada tuan, bahwa tuan memiliki pemahaman yang keliru
> jika beranggapan bahwa apabila pendakwaan itu dilakukan secara bertahap
> berarti *pendakwaan itu adalah* dusta.* Justru jika pendakwaan itu
> dilakukan secara bertahap dan seiring dengan pendakwaan itu penentangan pun
> terus meningkat, justru itu merupakan tanda suatu kebenaran.* Inilah yang
> saya jelaskan kepada tuan tadi, saya telah buktikan bahwa jika seorang
> pembohong mendakwakan sesuatu dan hasil dari pendakwaannya itu justru
> bertentangan dengan yang dia harapkan yakni malah menimbulkan kebencian
> orang-orang terhadapnya, maka selanjutnya orang tersebut tidak akan
> mendakwakan dengan pendakwaan yang lebih tinggi lagi, tapi dia akan menarik
> lagi pendakwaannya itu. Lain halnya dengan para nabi, meskipun mendapatkan
> penentangan, mereka terus mendakwakan dengan pendakwaan yang lebih tinggi
> lagi. Ini merupakan bukti bahwa mereka (para nabi) tidak memperdulikan
> dunia, mereka tawakkal kepada Allah Ta’ala dan Allah selalu menolong mereka
> . faham?****
> *Penanya*
> Ya, inilah soal yang maksud tadi****
> *Huzur*
> terima kasih****
> ** **
> Diterjemahkan bebas oleh Mahmud Ahmad Wardi***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar