Sabtu, 27 Oktober 2012

KEBERATAN HZ MIRZA GHULAM BERSIKAP TIDAK SOPAN (TIDUR DI PAHA HZ AISYAH RA)



KEBERATAN HZ MIRZA GHULAM BERSIKAP TIDAK SOPAN
 (TIDUR DI PAHA HZ AISYAH RA)

Satu keberatan yang dilontarkan oleh penentang jemaat diantaranya, mereka mengatakan:” Dalam kitab Barahin Ahmadiyah, Hazrat Masih Mauud mencantumkan sebuah kasyaf yang beliau dapatkan, isinya kurang lebih secara garis besar Hz Masih Mauud tidur di paha Hz Aisyah ra yang menurut mereka sangat tidak sopan kasyaf tersebut.
Tanggapan yang diberikan oleh Mufti Silsilah Rabwah, Mln Mubashshir Ahmad Kahlon dalam acara Rah e Huda di MTA sbb (saya terjemahkan dgn bahasa bebas, mohon maklum):
1.       Lucu sekali, buku ini (Barahin ahmadiyah) telah ditulis 100 tahun yang lalu, sebelum Beliau mendakwakan Masih mauud, tidak ada satu orang pun yang berkeberatan terhadap isi buku tersebut, bahkan seorang pemimpin Ahli Hadits yang bernama Maulwi Muhammad Husein Batalwi) yang dikemudian hari menjadi penentang berat Hazrat Masih Mauud as, pada saat itu dalam risalahnya bernama “Ishaatus sunnah”  beliau (Muhammad Husein Batalwi) memuji kitab ini dan penulisnya dengan menulis khulashah lalu menyampaikan kesan berkenaan dengan buku Barahin ahmadiyah, beliau mengatakan:” Menurut pendapat saya, sejak 1300 tahun yang lalu tidak ada seorang pun yang mampu menulis buku seperti ini (Barahin Ahmadiyah). dan juga penulis buku ini (Hz Masih Mauud as) sedemikian rupa gigih dalam mengkhidmati Islam, sejak 1300 tahun yang lalu, hanya beberapa orang saja yang bisa melakukan pengkhidmatan seperti itu. Daripada mencela justru orang-orang Islam di zaman itu memuji-muji buku Barahin ahmadiyah dan penulisnya bahkan mereka menyebutnya sebagai kitab perlalu dicontoh, bahkan tidak ada pemisalannya semenjak 1300 tahun yang lalu.     
2.      Didalam kasyaf itu Hazrat Masih Mauud melihat Hazrat Rasulullah saw, Hazrat Ali ra, Hazrat Fatimah, hazrat Imam hasan, Hz Imam Husein. Setelah itu Hazrat masih Mauud as bersabda: seperti halnya seorang ibu yang penuh kasih sayang (perhatikan kalimat yan beliau gunakan“seperti seorang ibu”) disana tidak ada kalimat yang tidak sopan, justru disisipkan radliyalloohu ta’ala anha setelah menyebut Hz Fatimah, lalu setelah itu Hz Masih Mauud mengatakan bahwa saya sebagai anak beliau (dalam kasyaf itu) tentunya dari segi ruhani. Seperti halnya seorang ibu yang mengasihi anaknya, hz Fatimah ra  meletakkan kepala saya di paha beliau. Sekarang apa ta’bir kasyaf tersebut? Jawab:” MELONTARKAN KEBERATAN TERHADAP ISI KASYAF ADALAH BERTENTANGAN DENGAN AJARAN SYARIAT. Sebagai contoh:
3.      Silahkan perhatikan ayat dalam surat Yusuf, disana dijelaskan kasyaf Hazrat Yusuf, Hazrat Yusuf menceritakan kasyafnya pada sang ayah yang notabene bukan orang biasa, seorang nabi (Hazrat Yaqub as) Ya abatiy innii roaitu ahada asharo….ila akhir. (isi kasyaf itu kedengarannya janggal, masa bulan ,matahari, bintang bersujud pada hz Yusuf- komentar saya) Jika memang dibenarkan untuk berkeberatan terhadap kasyaf, pasti Quran karim akan mengomentari bahwa kasyaf Hz Yusuf ini tdk baik dll, seharusnya Hz Yusuf  beristighfar, tapi Al Quran sendiri tidak berkeberatan akan hal itu dan  Hazrat Yaqub sendiri tidak berkebaratan terhadap kasyaf tersebut misalnya mengatakan :”Anakku! engkau telah melihat kasyaf yang begitu berbahaya, harus beristighfar dll, tapi beliau pun tidak melakukan hal itu.
4.      Hazrat Sayyid Abdul qadir Jailani ra, beliau menjelaskan kasyafnya dalam kitab “Qalaaidul Jawahir” Beliau bersabda ;”Saya melihat Hz Aisyah ra dalam kasyaf, beliau (Hz Aisyah menyingkapkan bajunya, lalu aku meminum susu dari dada Hz Fatimah, ketika susu dari dada yang satu habis, lalu Hz Fatimah membuka baju (dada) yang kedua, lalu saya meminum susu di dada Hz Fatimah yang kedua. Silahkan perhatikan, siapa orang yang melihat kasyaf ini? Beliau bukan orang biasa, beliau dianggap Mujaddid oleh umat Islam kebanyakan. (Tidak ada orang yang berani menyampaikan keberatan terhadap kasyaf tersebut)
5.       Hazrat Imam Abu Hanifah melihat kasyaf (dalam Kasyful Mahdub kitab Tazkiratul auliya , kalau saya tidak salah dengar) kasyafnya sbb:  “Saya melihat  jenazah Hazrat Rasulullah saw tergeletak begitu saja, lalu saya mengambil sebagian tulang-tulang beliau lalu membuangnya dan membiarkan sebagiannya lagi” setelah beliau bangun, Hz Imam Abu Hanifah sangat bersedih, karena terkesan mimpi itu tidak sopan. Lalu beliau bertemu dengan murid dari Hazrat ibnu Sirin, lalu beliau menyampaikan kasyafnya kepada Murid Hazrat Ibnu Sirin itu, sang murid itu malah menjawab:”MUBARAK HO..Selamat! itu adalah kasyaf yang berberkat. Ta’birnya adalah Allah Ta’ala telah menganugerahkan irfan dari sunnah nabi, Allah Ta’ala akan menganugerahkan maqom kepada tuan, sehingga tuan akan bisa membedakan mana hadits yang asli, ja’li dan  palsu. (Kasyafnya terkesan janggal, tapi orang tidak berkeberatan)
6.      Di Pakistan ada orang suci bernama Hazrat Sulaiman Konswi (kalau saya tidak salah dengar) ada kuburan beliau, dalam riwayat hidupnya tertulis:”Suatu ketika beliau melihat kasyaf:”Saya berdiri dengan kaki menginjak alquran, dengan khawatir, akhirnya beliau menanyakan tabir kasyaf tersebut kepada para ulama, tapi tidak ada seorangpun yang memahami tabir kasyaf tersebut, akhirnya ada seorang suci, ketika disampaikan kasyaf itu, beliau mengatakan :”MUBARAK HO!”itu adalah kasyaf yang berberkat. Tabir kasyaf itu adalah :Maksud dari Qur’an karim adalah syariat dan kedua kaki tuan berada diatas Al quran maksudnya adalah Allah Ta’ala memberikan kabar suka kepada tuan bahwa kedua kaki tuan berada diatas syariat Al Quran, tidak sejengkalpun tuan terkeluar dari syariat.

Masih banyak mimpi-mimpi para wali dan orang-orang suci yang seperti ini, yang sekilas terkesan tidak sopan, tapi mengandung makna yang luar biasa didalamnya. Komentar saya, Jika dibandingkan dengan mimpi Syeikh Abdul Qadir Jailani diatas, mimpi Hz Masih mauud tidak ada apa-apanya, karena beliau mengatakan didalam mimpinya bahwa posisi beliau seperti seorang anak dipangkuan ibunya (Hz Fatimah ra) sebetulnya tidak ada alasan untuk menyampaikan keberatan thd kasyaf beliau as, itu hanya disebabkan sentimen para penentang jemaat terhadap beliau

Diterjemahkan bebas oleh Mahmud Ahmad Wardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar