Rabu, 17 Oktober 2012

Kenapa orang-orang Ahmadi tidak shalat dibelakang orang ghair ahmadi?



Dalam menanggapi pertanyaan:”Kenapa orang-orang Ahmadi tidak shalat dibelakang orang ghair ahmadi?” Mufti Silsilah Ahmadiyah memberikan jawaban dalam program Rah e huda Live MTA, sbb:

“Disatu sisi mereka (ghair ahmadi) menetapkan kita sebagai ghair muslim (bukan muslim), bersamanaan dengan itu, disisi lain mereka masih berkeinginan untuk menjadi imam bagi orang-orang ahmadi, seolah-olah mengatakan:”Hai orang-orang non Muslim, ayo ikut shalat dibelakang kami! (jadi makmum). Aneh, mereka pun menganggap orang hindu sebagai non muslim, apakah ada diantara mereka yang menyeru orang hindu untuk ikut shalat dibelakang mereka? mereka tidak mengatakan:“Hai orang yahudi, ikutlah shalat di belakang kami! Hai orang Kristen dan juga budha.

Jika kami (orang ahmadi) termasuk dalam katagori non muslim pada pandangan mereka, kenapa musti ada keinginan dalam hati mereka supaya kita ikut shalat di belakang mereka? Mereka seharusnya berterima kasih kepada kita, karena kita telah berbuat ihsan dengan tidak shalat dibelakang mereka, karena jika mereka menganggap kita sebagai non muslim dan ikut shalat dibelakang mereka, berarti kita telah merusak shalat mereka, karena Allah Ta’ala berfirman dalam Quran karim bahwa orang yang shaleh dan bertakwa berdoa kepada Allah Ta’ala :” Waj ‘alnaa lilmuttaqiina imaama” Ya Allah! Jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa! Jika mereka ingin menjadi imam dan tentunya imam bagi orang-orang yang bertaqwa, sekarang dalam pandangan mereka kita (orang ahmadi) boro-boro dianggap bertqwa, dianggap sebagai muslim pun tidak.

Hazrat Rasulullah SAW menyampaikan nubuatan, bersabda:” Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, 72 salah dan 1 yang benar. Silahkan perhatikan dengan seksama kalimat dalam nubuatan ini! Mereka yang mengatakan bahwa kami semua bersatu, tidak berfirqah-firqah, orang yang mengatakan seperti itu dalam kata lain justru mereka mengingkari kebenaran nubuatan Rasulullah SAW tersebut. Tapi yang sangat halus dalam konteks ini adalah, meskipun beliau mengatakan ke 72 golongan itu salah, tapi tetap Beliau SAW menyebutnya sebagai firqah dari ummatiy (ummatku), Beliau tidak mengeluarkan ke 72 firqah tadi dari golongan ummatku (Tetap masih dalam katagori ummatku).   Semoga bermanfaat.


Diterjemahkan bebas oleh Mahmud Ahmad Wardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar