SIRATUN
NABI: Buktikan Cintamu!
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.”
(QS. Al-Ahzaab: 22)
Manislor:
Sebagai Muslim, Jemaat Ahmadiyah ikut
serta memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallaahu
‘alayhi wa Sallam pada 12 Rabiul Awwal. Bukan merayakan hari kelahiran
Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa
Sallam dengan berfoya-foya dan menyalakan petasan. Akan tetapi, hanya mengingat
kembali atas semua jasa dan kemuliaan akhlak Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam.
(1/2) telah
diadakan ceramah keliling oleh Jemaat Ahmadiyah Manislor. Rangkaian acara
dimulai dari kelompok Masjid Al-Barakah (459
orang), Al-Ihsan (100 orang), At-Taqwa (165 orang), Al-Hidayah (100 orang),
Baiturrahman (188 orang), Al-Jihad (172 orang), Al-Hikmah (570 orang), dan
berakhir di Masjid An-Nur (500 orang).
Bila yang hadir dari masing-masing kelompoknya
ditotalkan, maka berjumlah 2.254 orang. Sehingga, acara yang biasa disebut shirathun nabi, dilaksanakan tidak pada
satu tempat. Hal ini dilakukan agar acara berlangsung dengan aman dan kondusif.
Ceramah yang disampaikan dari masjid ke masjid tak
lepas dari kisah, gaya hidup dan jejak-jejak perjuangan Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam. Yang
menjadi penceramah adalah Muballigh Wilayah III Cirebon dan Muballigh-Muballigh
yang bertugas di Jemaat Manislor.
Muballigh
wilayah memaparkan tentang gaya hidup sehat dan akhlak-akhlak Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam. Dari
cara Rasulullah makan, minum, berpakaian, menerima tamu, dan tidur. Rasulullaah
selalu melakukan shalat malam (tahajjud), hingga seringkali membuat kaki Beliau
bengkak.
Rasulullaah
Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam tak
hanya seorang hamba Allah yang taat; Beliau juga seorang pemimpin yang berjuang
dengan santun, sabar, dan ikhlas; suami, ayah, tetangga, dan sahabat yang
dicintai karena keluhuran akhlaknya. Pantas saja Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengabadikan dan menuliskan di dalam Al-Quran bahwa Beliau sebagai Uswatun Hasanah (suri teladan yang
baik).
Sebagai
ummat Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alayhi
wa Sallam, kita harus menjalankan sunnahnya agar mendapat Ridha Allaah Subhaanahu wa Ta’ala. Melakukan
sunnah-sunnahnya akan menumbuhkan kecintaan kepada Beliau. Sehingga, kita akan
terus berkhidmat dan melanjutkan perjuangan Beliau untuk memenangkan Islam. Memperkuat
sense of belonging (rasa memiliki),
agar ummat Islam tetap bersatu mempertahankan martabat
Rasulullaah Shallallaahu
‘alayhi wa Sallam.
“Siapa
lagi yang akan mencintai Rasulullaah Shallallaahu
‘alayhi wa Sallam, kalau bukan kita. Siapa lagi yang akan menjunjung tinggi
martabat Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi
wa Sallam, kalau bukan kita. Buktikan semangat (kecintaan) kita (kepada
Beliau) dalam (berkhidmat) untuk jemaat. Buktikan!” ujar Mln. Khaeruddin Atmaja
dengan semangat.
Karena
keluhuran akhlak Beliau, maka Allah jadikan semua perkataan, perbuatan dan
ketetapan beliau sebagai landasan hukum bagi ummat Islam yang kedua setelah
Al-Quran.
“Bedanya
kita dengan Rasulullaah hanya sedikit. Jika Beliau sedikit-sedikit sabar, tapi
kita sedikit sabar. Jika beliau sedikit tidur dan makan, tapi kita
sedikit-sedikit tidur dan makan.” Tukas Mln. Buldan Burhanudin selaku Muballigh
Wilayah.
Mln.Buldan
pun mengatakan juga di akhir ceramahnya, “Ayo laksanakan sunnah-sunnah Rasulullaah
Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam, baik
yang kecil (ringan) hingga yang besar (berat).”
Apalah
artinya cinta kalau hanya dengan ucapan saja. Cinta tak hanya sekedar
pernyataan secara lisan, harus dengan pembuktian dan pengorbanan. Anda
sangat mencintai Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam? B u k t
i k a n ! (LV)
Rasulullah dalam
mengenangmu/ Kami susuri lembaran sirahmu/ Pahit getir pengorbananmu/ Membawa
cahaya kebenaran// Engkau taburkan pengorbananmu/ Untuk umatmu yang tercinta/
Biar terpaksa tempuh derita/ Tegarnya hatimu menempuh ujian-Nya// Tak
terjangkau tinggi pekertimu/ Tidak tergambar indahnya akhlakmu/ Tidak terbalas
segala jasamu// Sesungguhnya engkau rasul mulia// Tabahnya hatimu menempuh
dugaan/ Mengajar arti kesabaran/ Menjulang panji kemenangan/ Terukir namamu di
dalam Al-Quran// Rasulullah kami umatmu/ Walau tak pernah melihat wajahmu/ Kami
coba mengingatimu// Kami coba mengamalkan sunnahmu/ Kami sambung perjuanganmu//
Walau kita tak pernah bersua/ hati merindu dan kagum pada akhlaknya//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar