Sabtu, 01 Desember 2012

Rabtah Ke Plita

APA BEDANYA MERAKA DENGAN KITA ?
 


Dengan karunia Allah Taal sabtu (27/10) kami menghadiri undangan perayaan HUT ke 1 Pemuda Lintas Agama (PELITA)  di Cirebon. Pada kesempatan tersebut hadir dari berbagai organisasi Islam seperti Ahmadiyah, Muhammadiyah NU, dan komunitas berbagai agama antara lain Budha, Hindu, Katolik, hadir juga dari kalangan mahasiswa perwakilan dari oragniasi Islam.  

Dari beberapa pesesrta tampak dua orang lelaki setengah baya,  berpenampilan menarik menyesuiakan dengan ajaran yang mereka anut. Seorang pria berkulit putih agak berbintik, bermata sipit, rambut agak gundul, dengan menggunakan kemeja. ia adalah pemuka dari agama Budha. Dan seorang pria yang duduk paling dekat dinding memakai baju batik awan mendung berwarna hijau, tubuh besar, dan kerah kemeja seorang romo, pemuka dari agama Katolik. Selain mereka juga hadir suster Alicia (35) dan suster Andrea (25) yang BK wawancarai., mereka adalah suster dari gereja Santa Maria. Berikut sedikit wawancara dengan suster Alicia:

BK        : Mengapa memilih jalan hidup untuk menjadi suster?
Suster  : Panggilan hati. Sama halnya mengapa Lika menggunakan kerudung.

BK        :  Mengapa pakaian suster berubah setiap jaman? Di telenovela Dulce Maria, pakaian suster Cecilia seperti jubah. Hingga tangan pun tertutup.
Suster  :  Memang dulu pakaian suster itu tertutup. Bahkan menggunakan kaos kaki. leher, pipi, dan kening pun wajib ditutup. Tapi karena tuntutan zaman yang harus serba simple, Paus Paulus memberi kebijakan untuk pakaian suster yang diperpendek hingga setengah betis, leher dan pipi tak lagi ditutup. Karena perintah dari Paus, kami harus taat.

BK        :  Mengapa suster pakai selayer?
Suster :  Sama seperti Islam, bagi kami rambut itu mahkota perempuan yang harus ditutup. Makanya kami masih menggunakan penutup rambut (selayer).

BK        :  Suster kan tidak menikah, tapi suster pasti pernah dong yang namanya jatuh cinta? Gimana tuh mengatasinya?
Suster  :  Setiap manusia yang normal pasti pernah jatuh cinta. Termasuk kami. Kami tidak membunuh perasaan itu. rasa cinta yang selama ini terkesan erotis (dan bablas) , kami berusaha untuk membuat rasa cinta di hati itu menjadi lebih terarah untuk kebaikan. Kami salurkan energi cinta itu ke arah pelayanan di jalan Tuhan. Membuat kami tidak terfokus dengan perasaan pada lawan jenis. Justru semakin semangat dalam pelayanan agama.

Dari wawancara tersebut BK mencoba sedikit menyimpulkan bahwa mereka (suster) memiliki keiitaatan yang tinggi terhadap agama dan pemimpinnya. Mereka memberikan hampir seluruh hidupnya untuk agama, kehidupan yang sederhana sampai kepada kehidupan yang paling ekstrim untuk tidak menikah. Mereka juga dibiaskan untuk instropeksi diri merenung melalui pengakuan dosa kepada sang pencipta.

Untuk itu BK mengajak kepada kita semua untuk bias mengambil nilai-nilai positif dari merka. Semangat pengkhidmatan, keitaatan kepada agama dan pemimpin kita (HUZUR) perlu kita tingkatkan, lebih jauh dari itu kita bias memberikan kehidpan kita untuk agama I S L AM yang kita cintai. Jangan sampai kehidupan kita berlalu begitu saja tanpa ada manfaat yang dapat menolong kita diakhirat. Akhisnya marilah kita bersama-sama sejenak merenung, mengapa kita memilih Islam sebagai jalan hidup ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar