HARI MASIH MAU’UD:
Merefleksikan Syarat Bai’at Dan
Tanda-Tanda Kebenarannya
Manislor:
(23/03) Sabtu malam, Jemaat Ahmadiyah Manislor telah memperingati Hari Masih Mau’ud
‘alayhissalaam yang bertempat di
mesjid An-Nur. Dilaksanakan pukul 19.00 WIB s/d selesai. Acara tersebut merupakan
gabungan dari 8 Masjid yang dihadiri
oleh ±90
orang Anshar, ±40 orang Athfal, ±70 orang Khuddam, ±110 orang Nashirat, dan ±290
orang dari LI.
Acara
dibuka oleh pembawa acara (Ade Jannatul Latif), dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an
(Ahmad Nur Qomar), kemudian pembacaan syair (Rudi dan Arifin), dan dilanjutkan
dengan sambutan dari Sekretaris Tarbiyat (Ahmad Syukur).
“Apa
pun yang kita lakukan semata-mata untuk mendapat Ridha Allah Subhaanahu wa Ta’ala, semoga kita dapat
mengambil manfaat dari (acara) ini.” ujar Sekretaris Tarbiyat dalam
sambutannya.
Acara
pokok diisi ceramah-ceramah, yang disampaikan oleh 3 orang Muballigh Manislor.
15 menit pertama diisi oleh Mln. Khaeruddin Atmaja yang menyampaikan Sejarah
Masih Mau’ud ‘alayhissalaam.
“23 Maret 1889 bukan merupakan hari dari
kelahiran Hz. Masih Mau’ud, melainkan penggenapan Bai’at. Sedangkan kelahiran
Hz. Masih Mau’ud adalah tanggal 13 Februari 1835. Bai’at pertama kali
dilaksanakan di Ludhiana. Pada tanggal 1 Desember 1888, beliau mengeluarkan
sebuah selembaran yang memanggil orang-orang untuk bai’at di tangan beliau.
Bai’at resmi pada tanggal 23 maret 1889.” papar Mln. Khaeruddin Atmaja.
Kemudian
15 menit selanjutnya diisi oleh Mubaligh Aang Kunaefi yang menjelaskan
syarat-syarat Bai’at.
“Hz.
Masih Mau’ud mengumumkan syarat-syarat masuk bai’at. Beliau mengatakan bahwa orang yang menerima bai’at harus
meneguhkan hatinya. Pertama, bahwa sampai mati ia akan menjauhkan syirik yakni
menyekutukan Tuhan. Percuma ibadah yang sudah dilakukan jika kita masih
menduakan Allah, itu termasuk perbuatan syirik. Syirik ada 3 macam:
1. Syirik
Zat Allah, yaitu menduakan wujud-Nya, seperti menyembah berhala, menyembah
matahari.
2. Syirik
dalam hal sifat Allah, artinya menduakan sifat-sifat Allah.
3. Syirik
dalam mahabbat (kecintaan). Zaman sekarang lebih mencintai putra putrinya
dalam pendidikan dunia daripada mempelajari pendidikan rohani. Syirik-syirik
inilah yang menjaukan kita pada Allah.”
“Meningkatkan
kecintaan dalam bentuk amalan. Buktikan dalam bentuk gerakan Al-Wasiat! Karena
itu merpukan wasiat terpenting dari Masih Mau’ud.” Tegas Mln. Aang dalam
ceramahnya.
Dalam kesempatan
ini Mubaligh Aang Kunaefi tidak dapat menyampaikan 10 poin syarat bai’at karena
membutuhkan waktu yang lama untuk memaparkannya.
Lantas, 15 menit terakhir diisi oleh
Mln. Entis Sutisna yang memaparkan Kebenaran Masih Mau’ud. Bahwa Tanda-tanda
Masih Ma’ud telah diutus ke dunia :
-
Adanya gerhana matahari
dan gerhana bulan (QS. Al-Haqqah)
-
Jika seandainya Jemaat
ini bukanlah milik Allah, maka tidak akan bertahan sampai saat ini, innii uhaafizhu kulla man fi-d daar. “Aku
akan selamatkan setiap orang yang berada di dalam rumahku.” Sabda Masih Mau’ud ‘alayhissalaam.
-
Siapa pun yang akan
melukai dan menentang, maka akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.” Jelas Mln.
Entis Sutisna.
Waktu
menunjukan semakin larut malam dan beranjak pada acara terakhir yaitu doa
penutup yang dipimpin oleh Mln. Cece.
Semoga
acara ini mampu meningkatkan kecintaan kita kepada jemaat. Kita sebagai
generasi muda Ahmadi harus lebih mengetahui sejarah-sejarah Ahmadiyah. Sejak
awal mula organisasi Ahmadiyah berdiri hingga berkembang pesat di dunia seperti
sekarang.