Jumat, 19 April 2013

HARI MASIH MAU’UD: Merefleksikan Syarat Bai’at Dan Tanda-Tanda Kebenarannya



HARI MASIH MAU’UD:
Merefleksikan Syarat Bai’at Dan Tanda-Tanda Kebenarannya


Manislor: (23/03) Sabtu malam, Jemaat Ahmadiyah Manislor telah memperingati Hari Masih Mau’ud ‘alayhissalaam yang bertempat di mesjid An-Nur. Dilaksanakan pukul 19.00 WIB s/d selesai. Acara tersebut merupakan gabungan dari  8 Masjid yang dihadiri oleh ±90 orang Anshar, ±40 orang Athfal, ±70 orang Khuddam, ±110 orang Nashirat, dan ±290 orang dari LI.
Acara dibuka oleh pembawa acara (Ade Jannatul Latif), dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an (Ahmad Nur Qomar), kemudian pembacaan syair (Rudi dan Arifin), dan dilanjutkan dengan sambutan dari Sekretaris Tarbiyat (Ahmad Syukur).
“Apa pun yang kita lakukan semata-mata untuk mendapat Ridha Allah Subhaanahu wa Ta’ala, semoga kita dapat mengambil manfaat dari (acara) ini.” ujar Sekretaris Tarbiyat dalam sambutannya.
Acara pokok diisi ceramah-ceramah, yang disampaikan oleh 3 orang Muballigh Manislor. 15 menit pertama diisi oleh Mln. Khaeruddin Atmaja yang menyampaikan Sejarah Masih Mau’ud ‘alayhissalaam.
 “23 Maret 1889 bukan merupakan hari dari kelahiran Hz. Masih Mau’ud, melainkan penggenapan Bai’at. Sedangkan kelahiran Hz. Masih Mau’ud adalah tanggal 13 Februari 1835. Bai’at pertama kali dilaksanakan di Ludhiana. Pada tanggal 1 Desember 1888, beliau mengeluarkan sebuah selembaran yang memanggil orang-orang untuk bai’at di tangan beliau. Bai’at resmi pada tanggal 23 maret 1889.” papar Mln. Khaeruddin Atmaja.
Kemudian 15 menit selanjutnya diisi oleh Mubaligh Aang Kunaefi yang menjelaskan syarat-syarat Bai’at.
“Hz. Masih Mau’ud mengumumkan syarat-syarat masuk bai’at. Beliau mengatakan  bahwa orang yang menerima bai’at harus meneguhkan hatinya. Pertama, bahwa sampai mati ia akan menjauhkan syirik yakni menyekutukan Tuhan. Percuma ibadah yang sudah dilakukan jika kita masih menduakan Allah, itu termasuk perbuatan syirik. Syirik ada 3 macam:
1.      Syirik Zat Allah, yaitu menduakan wujud-Nya, seperti menyembah berhala, menyembah matahari.
2.      Syirik dalam hal sifat Allah, artinya menduakan sifat-sifat Allah.
3.      Syirik dalam mahabbat (kecintaan).  Zaman sekarang lebih mencintai putra putrinya dalam pendidikan dunia daripada mempelajari pendidikan rohani. Syirik-syirik inilah yang menjaukan kita pada Allah.”
“Meningkatkan kecintaan dalam bentuk amalan. Buktikan dalam bentuk gerakan Al-Wasiat! Karena itu merpukan wasiat terpenting dari Masih Mau’ud.” Tegas Mln. Aang dalam ceramahnya.
Dalam kesempatan ini Mubaligh Aang Kunaefi tidak dapat menyampaikan 10 poin syarat bai’at karena membutuhkan waktu yang lama untuk memaparkannya.
            Lantas, 15 menit terakhir diisi oleh Mln. Entis Sutisna yang memaparkan Kebenaran Masih Mau’ud. Bahwa Tanda-tanda Masih Ma’ud telah diutus ke dunia :
-          Adanya gerhana matahari dan gerhana bulan (QS. Al-Haqqah)
-          Jika seandainya Jemaat ini bukanlah milik Allah, maka tidak akan bertahan sampai saat ini, innii uhaafizhu kulla man fi-d daar. “Aku akan selamatkan setiap orang yang berada di dalam rumahku.” Sabda Masih Mau’ud ‘alayhissalaam.
-          Siapa pun yang akan melukai dan menentang, maka akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.” Jelas Mln. Entis Sutisna.
Waktu menunjukan semakin larut malam dan beranjak pada acara terakhir yaitu doa penutup yang dipimpin oleh Mln. Cece.
Semoga acara ini mampu meningkatkan kecintaan kita kepada jemaat. Kita sebagai generasi muda Ahmadi harus lebih mengetahui sejarah-sejarah Ahmadiyah. Sejak awal mula organisasi Ahmadiyah berdiri hingga berkembang pesat di dunia seperti sekarang.

SEMANGAT ANSHAR MEMPERINGATI HARI MASIH MAU’UD ‘ALAYHISSALAAM



SEMANGAT ANSHAR MEMPERINGATI 
HARI MASIH MAU’UD ‘ALAYHISSALAAM

Manislor: Dalam meningkatkan kecintaan kita terhadap Hz. Masih Mau’ud ‘alayhissalaam, serangkaian acara telah diadakan oleh Majelis Ansharullah Manislor  untuk memperingati hari Masih Mau’ud (23/3).

Majelis Ansharullah Manislor, tanggal 15-17 Maret 2013 memperingati hari Masih Mau’ud as dengan berbagai acara. Acara yang diselenggarakan oleh Bapak Mulyono sebagai Zaim Anshor beserta staf jajarannya di isi dengan berbagai macam lomba, baik lomba kerohanian maupun jasmani. Dan kegiatan ini menjadi momentum untuk mempererat hubungan yang sudah terjalin.
Janji Ansharullah dipimpin oleh Bapak Mulyono yang diikuti oleh 77 Anshor mengawali acara pertama ini di mesjid Al-Barokah, dilanjutkan dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh Muballigh Khaeruddin Atmaja, dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim acara pun dimulai. “Lomba Ngaos Al-Quran”  menjadi judul lomba pertama,  Setiap kelompok mengutus dua orang anggotanya dari bagian shaf awal Sampai dengan shaf Terakhir untuk menjadi perwakilan. Total peserta yang mengikuti lomba seluruhnya berjumlah 15 Anshor.
Para peserta  bergantian membacakan QS. As-Shaf : 1-5, yang merupakan surat  yang sudah ditentukan oleh panitia dalam lomba kali ini. Muballigh Khaeruddin Atmaja dan Muballigh Entis Sutisna menjadi juri dalam menilai para peserta.
“Kita harus lebih banyak lagi meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an setiap harinya”, ujar Muballigh Khaeruddin sebelum mengakhiri acara.
Muballigh Entis Sutisna juga berpesan agar menekankan kebiasaan membaca Al-Quran ini kepada anak-anak kita sebagai generasi muda dan tetap belajar agar lebih baik dalam bacaan Al-Qur’an. Wejangan singkat namun sarat akan petunjuk dan arahan dari para muballigh, menjadi akhir dari acara dengan diiring oleh doa penutup.
Hari kedua
Mesjid An-Nur menjadi pilihan di hari kedua dari serangkaian acara sebagai tempat untuk lomba cerdas cermat. Sama seperti hari sebelumnya, setiap kelompok menurunkan 3 perwakilan untuk “bertarung di arena” cerdas cermat.
Setiap jawaban yang salah menjadi titik keseruan dalam acara ini. Pasalnya semakin panas dan riuh oleh para pendukung setiap kelompoknya. Lomba yang terdiri dari dua sesi yaitu sesi pertanyaan dan sesi rebutan menghasilkan 3 juara, kelompok Al-Hikmah menjadi bintang, karena menjadi juara pertama. Disusul oleh kelompok Al-Barokah dan At-Taqwa.

Hari ketiga
Minggu (17/3), para peserta berkumpul di area pemakaman Al-Wasiyyat. Kali ini akan diadakan kegiatan rileksasi dan penyegaran, yakni jalan santai ke objek wisata Curug Sidomba. Curug yang  terletak di Obyek Wisata Bumi Perkemahan Sidomba dan di bawah kaki Gunung Ciremai ini kira-kira berjarak tempuh 2 Km dari desa Manislor.
Pukul 07.00 WIB para peserta mulai menyusuri jalan sambil menikmati pemandangan pagi yang sangat indah. Inilah yang membuat para peserta semakin segar. Kembali kami dibuat terkesima seraya menggumamkan kebesaran Allah Subhaanhu wa Ta’ala oleh cuaca yang begitu cerah. Pasalnya akhir- akhir ini cuaca sering mendung dan turun hujan. Sungguh Acara yang diridhai oleh Allah Subhaanhu wa Ta’ala. Di dalam perjalanan, para peserta diberi pertanyaan yang harus mereka jawab secara berkelompok yang telah ditentukan sebelumnya.
Di luar rencana, yang awalnya finis direncanakan di luar objek wisata Curug Sidomba, namun acara dapat dilaksanakan di dalam objek wisata tersebut. Setelah rehat sejenak acara dimeriahkan dengan perlombaan antar hizeb. Permainan out bond melewati rangkaian tali dan tarik tambang menjadi sangat meriah dan menghibur bagi para peserta.
“Saya sangat senang sekali dengan acara ini karena menghibur dan refreshing sekaligus berwisata”, ujar bapak Humaedi, salah satu peserta.
Setelah  acara perlombaan, para peserta tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk sekedar berkeliling di area wisata. Kemudian para peserta berkumpul di area parkir untuk pembagian hadiah bagi para juara lomba.
Serangkaian acara Ansharullah dalam memperingati hari Masih Mau’ud (23/3) ‘alayhissalaam dapat berjalan dengan lancar dan aman. Dari awal acara hingga hari Minggu pukul 10.00 WIB. Acara pun diakhiri dengan ucapan Hamdalah dan doa bersama. Seluruh peserta merasa bahagia dan menyempatkan untuk foto bersama. Semoga acara demikian dapat diselenggarakan lagi tahun depan. Aamiin Allaahumma Aamiin.

PENATARAN LI: Meningkatkan Kesetiaan Kepada Khilafat



PENATARAN LI:
Meningkatkan Kesetiaan Kepada Khilafat

Manislor: Minggu (17/03)  diadakan kegiatan penataran pengurus Wilayah III Cirebon. Acara yang rutin dilaksanakan setiap 1 tahun sekali ini dihadiri oleh 75 orang dari 9 cabang yang ada di wilayah Cirebon. Tema kegiatan penataran  adalah “Meningkatkan keberhasilan dan kesetiaan Lajnah Imaillah kepada Jemaat dan Khilafat”.  
Ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh Ny. Cicih, dilanjutkan dengan pembacaan syair yang dilantunkan oleh Ny. Nurhayati, sebagai pembuka acara. Kemudian pembacaan janji Lajnah Imaillah yang dipimpin langsung oleh Ny. Nuraeni, selaku Ketua Daerah Wilayah III Cirebon. Setelah acara pembukaan selesai yang ditandai dengan do’a pembukaan  dilanjutkan kepada acara pokok yaitu sambutan dari Ny. Nuraeni
“Selaras dengan perkembangan dunia pada saat  sekarang ini, seorang Lajnah harus bisa menyesuaikan diri, seorang Lajnah harus bisa menuangkan bakat dengan menulis dan mengarang.” Ujar Ny. Nuraeni pada awal sambutannya.
            Waktu terus bergulir, pertanyan demi pertanyaan yang diajukan peserta kepada Ny. Nuraeni pun silih berganti. Para peserta terlihat sangat antusias dalam serangkaian acara. tiba-tiba ada seorang Lajnah yang mengngkat tangannya. Kali ini bukan untuk bertanya, tapi untuk menyampaikan nasehatnya.
“Seorang Lajnah jangan pernah menjadi ular walu, sudah berganti kulit berapa kali pun ular tetaplah berbisa. Jadilah ulat yang dapat bermetamorfosis menjadi sesuatu yang indah.” Ujar Ibu Ikoh
“Seorang Lajnah harus senantiasa memanjatkan do’a kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, dan seorang Lajnah harus senantiasa bertutur kata dengan cinta.” Ujar Ny. Nuraeni.
Tibalah acara penutupan, dengan do’a yang dipimpin oleh Mln. Aang Kunaepi. Sebelum memimpin do’a, beliau berkata: “ kita harus prihatin apabila generasi penerus hanya bagus dalam bidang pendidikan dunia tetapi ilmu akhiratnya nol. Untuk itu, marilah kita sama-sama menddik anak generasi kita agar bisa memahami ilmu untuk akhiratnya juga.”
“Saya sangat senang dengan acara ini. Biar semua pengurus dapat memahami tugasnya masing-masing.” Ujar Ny. Siti Kamilah –selaku Ketua LI  Manislor– setelah acara selesai
“Acara ini begitu bagus, apalagi buat saya yang masih begitu awam dalam menjalankan tugas sebagai pengurus.” Kesan Nn. Fani S.H.
Semoga setelah acara ini, semua pengurus dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat menaungi seluruh anggota Lajnah Imaillah. Mudah-mudahan dapat membawa kemajuan kepada Jemaat Ahmadiyah